Perkembangan Olahraga Tinju di Malaysia
Olahraga tinju masih terus berkembang di Malaysia baik dalam bentuk mengejar prestasi maupun relevansinya. Olahraga lain seperti sepak bola, bulu tangkis dan bowling tetap menjadi olahraga top di Asia Tenggara.
Namun, trend sosial media menjadi harapan tersendiri bagi mereka yang ingin belajar dan mencari inspirasi untuk menjadi petinju dan memiliki sarung tangan tinju sebagai pilihan karir mereka.
Kenapa Malaysia bukan negara yang menggilai tinju?
Tidak seperti negara tetangga nya, Filipina, Thailand, dan Indonesia, olahraga yang identik dengan bertarung ini memiliki niche tersendiri bagi negara yang berada di semenanjung barat dan timur Kalimantan. Kemenangan untuk olahraga tinju juga sedikit dan jarang terjadi di Malaysia. Inilah yang menjadi alasan mengapa belum ada juara dunia asal Malaysia, baik amatir maupun profesional.
Hanya satu kali momen Malaysia memenankan kompetisi tinju, ketika Sapok Biki memenangkan emas kelas terbang ringan di Commonwealth Games pada 1998. Sejak itu, perburuan medali menjadi jarang terjadi disana karena mereka hanya mengumpulkan medali perunggu baik di Commonwealth maupun Asian Games.
Popularitas yang rendah tidak dikaitkan dengan hukum yang berlaku di Malaysia, tetapi karena ada banyak olahraga yang lebih disukai oleh penduduk Malaysia.
Empat petinju ternama asal Malaysia
Dengan popularitas tinju yang cukup rendah, kami melakukan riset tentang petinju ternama asal Malaysia. Mari kita lihat siapa saja dan apa pencapaian mereka sejauh ini.
Sapok Biki
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Sapok Biki adalah petinju paling populer di Malaysia baik di kancah amatir maupun profesional. Penduduk asli Sarawak ini menyumbangkan medali emas pertama dan sejauh ini satu-satunya di luar Pesta Olahraga Asia Tenggara. Ini disebabkan bakat ajaibnya hingga mencapai puncak di kelas terbang ringan Commonwealth Games di Kuala Lumpur.
Mayor Angkatan Darat yang sekarang mendominasi semua dari tiga pertarungan yang ia hadapi. Kemudian diakhiri dengan kemenangan 19-13 atas Moses Kinuya aasal Kenya di Malawati Indoor Stadium.
Adnan Yusoh
Adnan Yusoh telah menjadi pemain kedua bagi Sapok Biki dalam Tim Nasional. Namun di KL98, ia membuat kejutan besar di kelas bantam ketika ia memastikan perunggu dengan mengalahkan pemegang gelar IBO, Silence Mabuza dari Afrika Selatan.
Namun, ini adalah awal untuk menjemput medali emas di kandang Paroi di Negeri Sembilan: pertama adalah gelar kelas ringan di SEA Games 2001 dan gelar Amatir Asia setahun kemudian.
Fuad Redzuan
Seorang prajurit seperti Sapok Biki, Fuad Redzuan melahirkan kejutan besar di SEA Games 2017 ketika ia mengalahkan Carlo Paalam dari Filipina yang menjadi favorit dalam pertarungan kelas terbang ringan yang kontroversial. Tantangan ini tidak menghalangi pria asal Negeri Sembilan saat ia mengambil sepasang sapuan 5-0 dalam perjalanan menuju medali emas.
Aiman Abu Bakar
Bisa dibilang, pro fighter dari Malaysia ini menyukai olahraga tinju. Kecintaannya pada tinju dimulai sejak muda, dan keinginannya untuk menjadi petinju profesional terinspirasi dari Manny Pacquiao yang legendaris.
Setelah kesempatan bertemu langsung dengan Pacman, ia beralih ke Filipina untuk belajar menjadi petinju profesional yang kemudian membuahkan hasil. Karena ia memiliki rekor 10 kemenangan (4 KO) dalam sebelas kali pertarungan.
Pada tahun 2018, mimpi untuk bertarung di kandang menjadi kenyataan bagi Abu Bakar, saat ia mengalahkan Abdi dalam keputusan split. Sebagai bagian dari undercard TKO ronde ke-7 Pacquiao dari Lucas Mathysse di Axiata Arena KL.
M88 Mansion
Dapatkan promosi menarik dari MannyMansion88 dan daftar di M88 Mansion untuk mainkan game nya.