Muhammad Rachman Merupakan Petinju Profesional Indonesia
Muhammad Rachman atau Muhammad Rachman Sawaluddin bin Suhaimat adalah seorang petinju professional asal Indonesia. Ia lahir pada 23 Desember 1971.
Dia berhasil menjadi juara dunia kelas minimum dua kali, setelah memegang gelar IBF dari tahun 2004-2007 dan gelar WBA pada tahun 2004-2007 dan gelar WBA pada tahun 2011. Dia telah masuk ke dunia olahraga tinju selama lebih dari dua puluh tahun.
Muhammad Rachman Sekarang
Pekerjaan utama Rachman sekarang adalah sebagai pengusaha, dan menjalani bisnis sebagai promotor tinju. Tinju adalah bagian dari hidupnya yang akan segera ia tinggalkan, tetapi kesempatan untuk menantang sang jawara dunia, mengharuskannya untuk terus ada di olahraga yang menantang ini.
Karir Awal nya Sebagai Petinju
Saat Rachman duduk di bangku kelas 1 SMP, ia memutuskan untuk bergabung dengan sasana tinju amatir di Merauke yaitu sekitar usia 13 tahun. Namun Rachman hanya berlatih sampai usia 19 tahun, saat ia lulus dari SMEA.
Rachman akhirnya memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Pulau Jawa, dan ia menjadi “terdampar” di kota Surabaya pada tahun 1991. Rachman mencoba untuk bergabung dengan Sasana Pirih, yang dimiliki oleh pelatih dan promotor tinju, Eddy Pirih. Eddy Pirih bahkan meminta Rachman bergabung di Sasana Pirih namun usia 20 tahun merupakan usia yang cukup terlambat untuk memulai karir sebagai petinju.
Di sisi lain, Rachman tidak menyerah dan akhirnya diperbolehkan melakukan spar dengan petinju Sasana Pirih. Rachman pun akhirnya diterima untuk berlatih disana setelah menunjukkan kemampuan, minat, dan bakatnya pada tinju.
Rachman pun memulai karir tinju profesionalnya tanpa berlaga di level amatir pada tahun 1993. Ia berhasil memenangkan empat ronde atas Muhammad Daud.
Muhammad Rahman sebagai Petinju Profesional
“The Rock Breaker” (Panggilan Rachman) mengalahkan pemain Kolombia Daniel Reyes dalam sekejap untuk memenangkan IBF World Strawweight Championship (14 September 2004) di Jakarta. Rachman mendapatkan julukan “The Rock Breaker” setelah mengalahkan Ruilar Ernesto “Hardrock” yang berperingkat tinggi IBF Filipina pada Maret 2003 di Jakarta, Indonesia.
Rachman kehilangan gelarnya dari petinju Filipina, Florante Condes pada 7 Juli 2007. Condes melumpuhkan Rachman dua kali pada ronde ketiga dan kesepuluh dengan total 12 ronde saat perebutan gelar. Ini berlangsung di saluran TV Swasta, RCTI di Jakarta, Indonesia.
Rachman mendominasi pertarungan pada ronde keempat, keenam, ketujuh, kedelapan, dan kesembilan. Sebaliknya, Condes mendominasi pertarungan di ronde satu, dua, tiga, lima, dan sepuluh.
Condes menerima 114-112 dari petinjua Filipina, Salven Lagumbay dan petinju Thailand, Montol Suriyachand, sementara Rachmand menerima 117-113 dari juri tuan rumah, Muhammad Rois.
Rachman memenangkan gelar Kelas Minimum Dunia WBA dengan mengalahkan petinju Thailand, Kwathai Sithmorseng di ronde kesembilan di Thailand pada 19 April 2011. Rachmand dijatuhkan di ronde kedua tetapi mengejutkan Sithmorseng di ronde kesembilan dengan pukulan yang keras.
Rachman dikalahkan oleh Pornsawan Porpramook pada 30 Juli 2011. Dalam keputusan mayoritas yang kontroversi, 114-114, 113-115, 114-115.
Sebagai tambahan informasi, Rachman adalah petinju Indonesia keempat yang memenangkan gelar sabuk tinju dunia, setelah Ellyas Pical (Juara Kelas Bantam IBF Jr tiga kali, 1989), dan Chris John (Juara Kleas Bulu WBA, 2003-2013).