Asal Usul dan Sejarah Tinju di Asia Tenggara

Olahraga tinju mengalami banyak perubahan sejak mengadopsi peraturan Marquess of Queensberry pada pertengahan 1800-an untuk menjadi salah satu tontonan paling populer di dunia. Artikel ini akan membahas sejarah dan asal-usul tinju, serta perkembangannya di Asia Tenggara, khususnya Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Meskipun berbagai bentuk pertarungan di praktekkan di banyak tempat di seluruh dunia, tinju dimulai di Inggris Raya pada abad ke 16. Olahraga ini kemudian di modifikasi pada 1867 dengan aturan Queensbury, ketentuan nya adalah bahwa para pejuang harus mengenakkan sarung tangan.

Juara kelas berat dunia pertama yang diakui adalah “Gentleman Jim” Corbett yang mengalahkan John L Sullivan pada 1892. Pengenalannya di Olimpiade Musim Panas tahun 1908 membuat tinju lebih banyak mendapatkan pengakuan sebagai olahraga amatir. Mengubahnya dari operasi perjudian ilegal di lokasi kumuh menjadi olahraga disiplin atletik.

Disisi lain, petinju profesional memperoleh prestise dengan memenangkan gelar. Bob Fitzsimmons, yang menjadi terkenal karena mengalahkan Corbett adalah juara tiga divisi pertama (kelas menengah, kelas berat ringan, dan kelas berat). Dan memegang rekor sebagai juara kelas berat paling ringan dengan berat 165 pon.

Petinju Terkenal Dalam Sejarah

Banyak petinju yang sudah terkenal, mengikutinya. Dari petinju yang produktif seperti Henry Armstrong dan Willie Pep hingga petinju kelas berat seperti Joe Louis dan Rocky Marciano. Berikut adalah beberapa petinju populer yang berhasil kami rangkum seputar karir mereka:

Sugar Ray Robinson

Dengan nama asli Walker Smith, Jr, ia mulai bertinju sebagai pro pada usia 19 tahun. Karirnya membentang hingga 25 tahun, pensiun pada tahun 1965 dengan lebih dari 170 kemenangan dan diatas seratus KO sekitar 200 pertarungan. Pada tahun 1943 hingga 1951 menjadi juara di divisi kelas Welter dan kelas menengah.

Muhammad Ali

Sulit untuk menemukan seseorang yang tidak akrab dengan mantan Cassius Clay. Dia adalah peraih medali emas Olimpiade pada usia 18 tahun dan juara kelas berat pada usia 22 tahun. Ali dikenal karena eksploitasinya di dalam dan luar ring serta kefasihannya dalam berbicara. Adanya opini persaingannya denga legenda tinju lainnya seperti Joe Frazier dan Floyd Patterson terus dibicarakan hingga hari ini.

“Sugar” Ray Leonard

Seorang pentinju yang cukup mencuri perhatian dan dikenal karena sering melakukan pukulan untuk mengalahkan lawan-lawannya. Dia adalah juara lima divisi yang membawa olahraga ini pada 1980-an. Leonard hanya memiliki 40 pertarungan dalam 20 tahun karirnya. Tetapi hampir setiap pertarungan memiliki kesan pertarungan yang klasik saat melawan Roberto Durán, Thomas Hearns, dan Marvelous Marvin Hagler.

Mike Tyson

Bisa dibilang satu-satunya petinju yang bisa menandingi Ali dalam kontroversi adalah “Iron Mike” Tyson. Dia memiliki 58 pertarungan resmi dalam 20 tahun karirnya. Berakhir dengan rekor 50 kemenangan dengan 44 KO. Ditambah dengan 6 kekalahan, dan 2 tidak ada kontes. Tyson dikategorikan sebagai petinju yang mengamuk di masa mudanya, mengumpulkan rekor 15-0 di tahun kalender pertamanya sebagai pemain profesional. Dia kemudian memenangkan kejuaraan pertamanya pada November 1986, yaitu 20 bulan setelah debut karirnya. Saat memulai debut, ia masih berumur 20 tahun.

Manny Pacquiao

“PacMan” menghidupkan kembali kegembiraan kelas tinju yang lebih ringan pada tahun 2000-an. Seorang jawara tinju selama empat dekade dan mulai pensiun ketika dia mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Filipina 2022. Pacquiao memiliki 72 pertarungan sepanjang karirnya. Status menang sebanyak 62 kali. Satu-satunya dengandelapan divisi pemegang gelar dalam olahraga. Saat penaklukannya termasuk Marco Antonio Barrera, Érik Morales, Juan Manuel Márquez, Oscar de la Hoya, Ricky Hatton, Miguel Cotto, Antonio Margarito, “Sugar” Shane Mosley, dan Adrien Broner.

Petinju Terkenal di Thailand

Thailand adalah kekuatan regional dalam olahraga, termasuk dalam tinju. Negara ini memiliki daftar juara dunia yang mengesankan, termasuk Chartchai Chionoi, Eagle Kyowa, Khaosai Galaxy, Pone Kingpetch, Saensak Muangsurin, dan Samart Payakaroon. Dari 1990-an dan seterusnya, beberapa petinju yang sukses mencapai puncaknya adalah Sirimongkol Singmanasak, Yodsanan 3-K Battery, Chatchai Singwangcha, dan Fahprakorb Rakkiatgym. Thailand memiliki rivalitas lama dengan Filipina baik di level pro maupun amatir. Bahkan, Medgoen Singsurat menjadi salah satu penyebab kekalahan Pacquiao.

Petinju Terkenal di Malaysia

Malaysia tidak dikenal sebagai negara pecinta tinju. Tetapi, beberapa acara terkenal telah diadakan disana. Ali mengalahkan Joe Bugner untuk mempertahankan sabuk kelas berat WBA, WBC, dan The Ring di Stadium Merdeka di Kuala Lumpur pada tahun 1975. Baru-baru ini Pacquiao menjungkirbalikkan Lucas Matthysse di Axiata Arena, Kuala Lumpur pada 2018. Namun demikian, ada satu petinju Malaysia yang menginspirasi petinju hebat “pound-for-pound” untuk memilih olahraga ini. Ada cerita bahwa Floyd Mayweather Jr melihat Commonwealth Games 1998 Sapok Biki peraih medali emas tampil dan

dipengaruhi oleh tinjunya sendiri. Sedangkan untuk petinju pro, Muhammad Farkhan Haron telah memegang mahkota di divisi ringan dan kelas penjelajah.

Petinju Terkenal di Vietnam

Dengan semakin kaburnya garis antara tinju amatir dan profesional, petinju Vietnam memanfaatkannya untuk mendapatkan lebih banyak hadiah sebagai petinju profesional. Nguyễn Thị Thu Nhi adalah petinju Vietnam pertama yang memenangkan kejuaraan dunia, setelah dia menghentikan Tada Etsuko pada Oktober 2021 untuk mengklaim gelar kelas terbang mini Wanita WBO. Dia kemudian pergi untuk membawa bendera di Kejuaraan Tinju Dunia Wanita IBA 2022. Sementara itu, Trương Đình Hoàng dan Trần Văn Thảo telah memegang gelar antarbenua dan medali di Pesta Olahraga Asia Tenggara 2021. Juara kelas minimum WBA Asia Lê Hữu Toàn baru-baru ini menjadi petinju Vietnam yang menduduki peringkat sepuluh besar WBA.

Petinju Terkenal di Indonesia

Indonesia telah memiliki beberapa juara dunia ternama. Mulai dari Ellyas Pical dan Nico Thomas sampai Muhammad Rachman. Saat ini ada dua juara dunia Indonesia, yaitu Tibo Monabesa dan Daud Yordan. Pemilik gelar paling populer di Indonesia adalah Chris John. Ia berhasil sebagai pemegang mahkota kelas bulu dari tahun 2004 hingga 2013, rekor terpanjang kedua di divisi itu. Pertahanan yang ia lakukan sebanyak 16 kali juga merupakan yang kedua terbanyak di kelas berat. Puncak tinju amatir negara itu terjadi pada dekade antara 1970-an dan 1990-an. Pengenalan tinju wanita pada 2000-an membuat Indonesia mencapai podium secara sporadis.

Itu dia sejarah singkat yang berhasil kami rangkum tentang asal usul perkembangan tinju di Asia Tenggara. Update informasi mengenai tinju disini.